Kacamata Kebaikan
Kenapa
terlalu rumit memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan kebahagiaan?
Jika
nyatanya masih banyak diantara jutaan manusia yang memiliki kemuliaan hati.
Kadang,
kita saja yang melihat kebaikan terlalu sempit
hingga
hilang sebuah kepercayaan akan indahnya memiliki hati yang luas akan kebaikan

Iya!
Itu fenomena pagi yang ku temui. dan untuk pertama kalinya aku berkecamuk
dengan batin “lia, kenapa kamu ragu untuk
menolong wanita ini?”
Sejatinya
sebagai seorang muslim, kita tau bahwa alquran mengajarkan kita untuk selalu
menolong saudaranya. “dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (Al-Ma’idah: 2)
bukankah
tidak pernah ada kerugian saat kita masih mampu melakukan kebaikan, terlebih
kebaikan itu akan kembali pada kita juga. “jika
kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika
kamu berbuat jahat, maka kerugian itu untuk dirimu sendiri” (Al-Isra’ : 7)
kalau
di telaah dalam ilmu psikologi, kita mengenal ada istilah yang dinamakan
“altruism”dimana altruisme merupakan sebuah perilaku yang mementingkan
kepentingan orang lain. Sebuah tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang
untuk menolong orang lain tanpa mengharap pamrih. kaitannya dengan islam
bahwasanya kita diajarkan menerapkan konsep ikhlas.
Wanita
itu masih duduk terdiam, sedang aku dalam keadaan dilema. Bisa saja aku
beralasan untuk pergi lalu melupakan wanita itu. Tapi disisi lain, seandainya
benar adanya bahwa ia harus pulang karena ibunya sakit, aku tau itu tidak akan
menenangkan perasanku. Itu saja!
Wanita
itu beranjak dari tempat duduknya, mohon pamit ingin menjual hp nya. Aku
semakin merasa bersalah. Perasaan macam apa ini! Tanpa pikir panjang lagi, dan
hanya karena mengikuti kata hati yang aku selalu yakin, bahwa rizki Allah itu
luas. Aku memberikan uang yang aku rasa itu cukup untuk perjalanan dia. Wanita
itu menolak, tapi lama lama ia meminta no hp ku. Janjinya, 3 hari setelah ia
kembali, ia akan datang untuk menghubungiku. Aku tersenyum, ketenangan itu juga
kurasakan. Lalu apa ada yang salah ?
Selang
3 hari berlalu, ternyata benar. Akhirnya aku tau, kabar itu tidak ada. Wanita
itu menghilang tanpa ada sedikitpun kabar. Yasudah! Tidak perlu menyesali
apapun jika itu kebaikan. Tapi aku juga belajar, bahwa ternyata masih ada orang
yang melihat bahwa kebaikan itu sempit hingga tercipta sebuah perilaku apapaun
itu demi mencapai sebuah tujuan. Lalu, tidakkah kita belajar memiliki hati yang
luas? Hingga tak ada sekat dalam melakukan kebaikan.
Tiba
tiba, seorang mendatangiku dan berkata “jangan mengira semua makhluk di muka bumi
ini memiliki hati yang luas, jangan membiarkan kebaikanmu menjadi peluang
kebohongan orang lain, semoga Allah menjagamu selalu karena aku belum di
izinkan untuk menemanimu”
Yogyakarta, 11 Januari 2017
Saat itu, terminal pagi bersama gerimis sendu.
Comments
Post a Comment