Perpisahan Dan Awal Langkah Kita
Ketika seorang wanita telah
menautkan satu nama lelaki dalam hatinya, maka tak akan gentar ia
mempertahankan, mungkin hatinya lelah menanti, namun senyumnya selalu terlihat
ikhlas, mulutnya tak henti memanjatkan sebaris doa, dan air matanya adalah
pahala atas rindu yang ia nantikan garis halalnya. Ia selalu percaya, lelaki
itu sedang berjalan menjemputnya dengan cara yang sangat terhormat. Karenanya,
tak perlu ada yang disesali dari perpisahan ini.
Selamat malam….apa kabar kau disana? Tidak kah kau lihat purnama
yang sedang tersenyum itu? Cahaya nya menerangi langit malam, mendamaikan
hatiku yang sedang kalut dalam kesendirian. Andai saja kau ada disampingku
saat ini, aku ingin kita berdua
menikmati malam dengan menatap cahaya gemintang juga purnama yang sangat
cantik. Aku ingin bercerita banyak hal kepadamu, bermanja ria sambil tertawa
bersama.
Ah! Lagi-lagi angin malam berhembus dengan sangat lembut.
Menyadarkanku dalam sebuah lamunan bisu. mungkin aku sedang rindu, hingga
otakku tak pernah berhenti memikirkanmu. Tapi aku tau, ini hanya membuatku
lelah. Aku tak akan bisa merengkuhmu sampai ujung waktu yang menentukan.
Pernah aku berpikir untuk berlari mencarimu, tapi lagi-lagi
hijab hati mencegahku. Aku tak ingin tersesat dalam melangkah. Aku tak ingin
salah arah yang nantinya justru membuat jarak kita semakin jauh. Bukankah
kau akan datang menjemputku? Membalas
semua dendam kerinduan yang sudah lama terpupuk dalam jiwa. Maka aku sangat
yakin, saat ini kau sedang mempersiapkan yang terbaik, memantaskan diri untuk
mengucap khitbah atas namaku, lalu halal bagiku mencium tanganmu sebagai imam
keluarga kita.
Tapi aku minta maaf, kadang aku merasa waktu perlahan
membunuhku. Menusuk dengan tajam dalam bilik kerinduan jiwa, hingga egoku
selalu bertahta mengalahkan prinsipku. Aku minta maaf, karna aku masih memikirkanmu. Namun, percayalah! Setelah
ini, aku akan menikmati kesendirianku. Menepis segala pikiran yang menghujam
dan selalu menyebut namamu. Aku akan berusaha menundukkan pandangan ku, menetapkan
bahwa aku akan mengabdikan hati ini untukNya dan untuk mu. Aku cukup yakin
dengan janji Allah dalam surat An-nur ayat 26. Kesamaan yang nantinya akan
mempertemukan kita. maka dari itu, aku tak akan pernah berhenti untuk terus
mendekatiNya, dan berikhtiar sebaik mungkin, hingga suatu ketika kita dapat
bertemu dalam keadaan yang lebih baik. Bukankah itu lebih indah?
Mungkin kita memang sedang di tempat yang tidak sama. Dengan
kelebihan yang berbeda, dengan kekurangan yang ada dan juga dengan sebuah jalan
yang tak searah. Tapi aku selalu berharap agar doa selalu menjembatani itu
semua. Hingga Allah ridha atas segala tujuan kita. kita masih memiliki waktu
panjang untuk sama-sama berusaha sebaik mungkin.
Jika kau berkata agar kita selalu saling mendoakan, itu tentu
akan kulakukan. Karna aku tidak akan membiarkan mu sendiri saja dalam menemukan
jalan kita. aku tidak pernah ragu akan kekuatan doa. Lalu, jika waktu sudah
menjadi milik kita mari bersama membuat semua mimpi itu ada di depan mata kita.
Terakhir, aku menghargai keputusanmu! Aku tak akan marah jika
kau mengingkanku pergi, aku tak akan menyesali perpisahan ini karena aku tau
inilah langkah awal kita untuk memulai segalanya. Kau dengan jalanmu, aku
dengan jalanku.
Comments
Post a Comment