Kemenangan Bukanlah Segalanya
Assalamualaikum :)
sedikit berbagi tentang sajak kehidupan di bulan desember.
rupanya awal desember ini memberiku senyuman indah dalam menjalani jejak langkah kehidupan.
senyum riang bersama sahabat-sahabat KKI, berfoto ria dan bersalaman dengan ucapan selamat yang tiada henti. ah! kita memang sudah seperti keluarga yang tidak pernah henti untuk saling mendoakan, saling memotivasi dan juga salaing berkolaborasi. piala di tangan ku ini rupanya juga suatu kebanggaan bagi mereka. alhamdulillah allah hari ini kau ajarkan aku rasa syukur yang tiada henti, kau sadarkan aku bahwa aku tak pernah sendiri dalam menopang kehidupan.
lalu aku teringat dengan sedikit harapan yang pernah aku tulis di laptop mungil ku ini, di nomer 16 aku menulis bahwa suatu saat aku harus bisa menjuarai lomba MTQ tingkat kabupaten dan rupanya pagi ini aku menerima panggilan sebagai juara 2 hifdzil qur'an tingkat remaja Se-DIY. subhanallah, allah tidak pernah tuli mendengar permohonan hambaNya. padahal kalo di pikir-pikir aku juga ga sengaja kok ikutan lombanya.
Ini kronologi kejadiannya
tepatnya bulan November kemarin, setelah mengadakan refleksi konseling bersama kawan-kawan HMJ di masjid kampus UMY, aku dipanggil oleh salah satu teman rohis ku. dia menyodorkan 1 lembar kertas formulir pendaftaran lomba. sebagai orang yang tidak tau apa-apa tentang lomba ini, aku merasa kaget. kulihat daftar perlombaan MTQ dimana disitu tertera lomba hifdzil qur'an, tilawah, dan kaligrafi.
"wah, ini lombanya kok gak ada yang gue banget. mana uda di mulai besok lusa" guman ku sembari tertawa
"ah, ga mau tau pokoknya pilih 1 yang mau kamu ikutin, kalo ngak mau biar aku yang pilihin" jawabnya
ah, bismillah ku isi saja formulir itu di lomba hifdzil dengan niat awal ku untuk muraja'ah lebih serius dan juga mencari pengalaman yang pasti nanti akan ku temukan hikmah nya. aku menjalaninya dengan hati yang begitu tenang, tidak segugup aku presentasi sejarah dakwah atau tidak setakut aku dikejar anjing *eh salaah fokus
padahal sedikit malu juga sich, soalnya yang jadi juri ya temen sekelas aku dan ustad yang tiap bulan menyimak hafalan di kampus. ah lebih malu lagi ketika aku dapat soal membaca surat at-takwir dan aku malah muter-muter, hehe
tapi ini semua kembali ke niat awal aku, untuk sekedar murajaah dan ternyata Allah selalu memberi lebih dari apa yang kita minta. maka dari itu kawan, jika mimpi-mimpimu mungkin belum terwujudkan, jangan pernah lelah berhenti meminta pada Allah yang maha mendengar. dan jika semua sudah menjadi suatu yang realita, maka jangan pernah lelah untuk bermimpi dan melangkah lebih jauh lagi. oke guys :)

Comments
Post a Comment