Cinta Kasih yang sesungguhnya
Arti
cinta yang tak mudah dituliskan Dan arti cinta yang tak mudah diumbarkan
Bergema
syahdu dalam hati yang damai
Lewat
air mata kasih yang terurai Dan lewat
sajak cinta yang bernilai
Aku
menyayangimu mama
siapa
yang tak mengenali sesosok wanita berhati mulia ini. Sesosok wanita yang selalu
menyimpan dukanya dalam senyuman manis, yang selalu mempunyai usaha demi
kebahagian anak-anak nya, serta mulutnya yang tak henti berdoa untuk anak-anak
tercintanya.
Boleh
aku bercerita sedikit tentang sesosok wanita itu, yang kini berada jauh dari
tatapan mataku.
Tepatnya
ramadhan kemarin ketika aku sedang berada di cilacap untuk mengemban amanah
sebagai mubaligh hijrah, adik ku satu-satunya menelpon dan memberi kabar bahwa
mama dan bapak mengalami kecelakaan ketika hendak mengunjungi adikku di
pesantren. Mama mengalami patang tulang di pergelangan tangan kanan nya dan
bapak mengalami luka serta jahitan di bagian bibirnya. Mendengar kabar itu,
hanya membuat ku diam bersama derai air mata. Aku tak mempunyai kata untuk di
ucapkan, hatiku sakit membayangkan mereka hanya berdua tanpa ditemani anak-anak
nya. Sontak aku hubungi keluarga dirumah, namun tak ada 1 pun yang jujur atas
musibah ini.
“mama
sama bapak gapapa kok, lia lanjutkan aja tugas nya di cilacap. Jadi orang yang
bermanfaat disana”
hanya
itu kabar dari bapak yang aku dapatkan lewat SMS. Tangis ku pecah bersama rasa yang tak bisa
diucapkan. Beribu doa aku panjatkan untuk kesembuhan nya dan berharap agar
jarum jam berputar cepat hingga tiba waktu ku untuk kembali dan bertemu mereka
berdua.
5
hari sebelum lebaran, aku baru bisa melihat keadaan ini, menyedihkan ketika
harus melihat wanita itu bekerja dengan 1 tangan nya. Sudah ku larang untuk tak
bekerja apapun, namun senyum semangat nya tak pernah pudar. padahal aku tau
kala malam tiba ia menangis karna rasa sakit yang diderita. Selang waktu yang
berjalan aku pun harus kembali ke kota jogjakarta untuk sebuah amanah. Rasanya
tidak tega harus meninggalkan nya dengan keadaan yang masih belum sembuh total,
namun semoga inilah jalan terbaik.
Aku
tak pernah henti menanyakan kabarnya, dan jawaban nya selalu “baik” justru
wanita itu yang terlalu menghawatirkan aku jika mendengar aku mengendarai
sebuah motor, ada rasa takut yang begitu dalam. Idul adha pun tiba, aku
berharap waktu yang telah berlalu dari ramdhan memberi kesembuhan total bagi
wanita itu sehingga ia tak lagi bekerja dengan tangan kirinya saja. Dan aku
juga memutuskan untuk tidak berlibur, melihat waktu yang hanya memberikan aku
bebas kuliah 3 hari saja.
Namun,
yang begitu menjadi penyesalan adalah ketika aku mendengar bahwa wanita itu
harus menjalankan oprasi tulang. Yeah, di tanggal 23 oktober ini ia harus
berbaring di rumah sakit. Dan yang membuat ku lebih terkejut, bahwa tak ada
lagi yang mengabarkan aku. Aku hanya mendapatkan kabar itu dari paman. Aku kalut! Tak tega membiarkan nya sendiri tanpa
ada seorang pun dari anaknya yang menyuapinya makan, yang membuatkan nya
minuman dan yang harus mengambilkan kebutuhannya. Bahkan ketika aku menelpon
dan meminta izin untuk pulang, ia masih tak membolehkan dan tetap berkata bahwa
ia sudah sehat.
Hal
ini membuat ku mengingat 3 tahun yang lalu ketika aku menjalankan oprasi bedah
kulit, wanita itulah yang menjaga dan mengantarku samapai ke kamar oprasi, ia
yang menuntunku dengan kursi roda, ia yang membelikan ku makan ketika aku
merasa bosan dengan masakan rumah sakit. Semua ia lakukan dengan hati yang
ikhlas.
Lalu
bagaimana aku bisa tenang jika sekarang saja aku mendengar ia harus terbaring
disana, dan tak satupun anaknya mendapat kabar duka itu.
Disinilah aku kembali menemukan sebuah
semangat, sebuah cinta kasih yang begitu tulus. Maka cintailah ibu kita,
rawatlah ia selagi kita memiliki waktu, jaga ia dalam kasih dan cinta sebesar
cintanya pada kita.
Entah itu ibu, mama, mami, mimi, emak,
ummi, bunda, enyak dan sebagainya. Itu hanyalah simbol panggilan saja yang
berbeda namun sejatinya jiwa seorang ibu tetap sama, begitu mencintai kita dan
selalu ingin menyayangi kita dalam dekap kasihnya.
Comments
Post a Comment