Pengalaman Berkomunikasi
Memory 13 juni 2011
Penampilan menghadirkan persepsi
Kisah ini terjadi sepulang saya dari pare bersama teman saya micha. Dari bus Surabaya menuju Madura saya tidak menemukan bus patas, akhirnya dengan sangat terpaksa kami menggunakan bus akas biasa tanpa ac. Perlahan melangkah menapaki tangga bus, akhirnya kami duduk di barisan nomer dua dari depan. Terlihat sesosok pria muda berpakaian tentara yang duduk di depan kami, namun yang paling mengejutkan, saat saya baru menyadari bahwa yang menempati barisan kursi di sebelah saya adalah cowok berpenampilan trouble maker. Rambut gondrong, pakaian nya tidak rapi sama sekali, ada sobekan di levis bagian lutut, perlahan saya mengamati, namun saya segera tertunduk saat mata nya tertuju pada saya, ada rasa takut menyelimuti, membuat saya tak bisa bergerak sedikit pun, sedikit saya menyibukkan diri dengan hp supaya ia tak mengira bahwa saya memperhatikan penampilan nya. Bus pun akhirnya berangkat menuju Madura, sedikit lega karena saya juga berharap tidak berlama lama di bus seperti ini. Hem,,lagi lagi saya tertunduk, dan masih dengan persepsi saya bahwa lelaki itu adalah orang jahat. Pak kondektur pun datang menghampri dan memberi karcis, saya pun mengeluarkan uang Rp.25.000, namun tiba tiba cowok gondrong itu menyodorkan Rp.50.000 kepada kondektur untuk ongkos saya dan micha, sontak saya menolak nya, namun masih dengan senyuman yang agak kecut. Alhasil, ia tak jadi membayari kami berdua. Satu jam pun berlalu, dan semua masih seperti biasa. Saya melihat ia tertidur pulas, saat itu juga mata saya kembali mengamati, lebih mengejutkan lagi terlihat sebuah tempelan tato di tangan nya, keyakinan saya mempersepsikan bahwa dia orang preman lebih kuat, tiba tiba ia kembali terbangun, sontak saya mengalihkan pandangan. “dari pesantren ya mbak” sapa cowok gondrong itu “ehm, ia mas…” masih dengan muka yang sedikit gugup Saya kira dia bisa menebak lewat penampilan saya yang menggenakan gamis putih dan kerudung paris hijau. Berharap tidak terjadi apa apa atas pertanyaan dia tadi. Saya kembali melihat layar hp, micha yang dari tadi di sebelah saya hanya tersenyum saja. “saya seneng loh mbak liat cewek yang penampilan nya kayak kalian berdua, apalagi sekolahnya di pesantren” timpal cowok gondrong itu. Saya hanya tersenyum,tak banyak berkomentar namun tiba tiba ia menyodorkan dua lembar uang sebesar Rp.50.000, sontak saya kaget dan saya tolak baik baik atas niat baik dia itu, dia memaksa sembari berkata “saya ikhlas kok mbak, bener nih saya gak niat jahat kok. Saya itu Cuma mau bersedekah saja kalo mbak ga mau bisa di taruh di masjid saja” kata cowok gondrong Saya pun menerima pemberian itu, tersenyum mengucap terimakasih. Saya merasa bersalah telah suudhzon, persepsi saya mengenai dia salah besar Ternyata ia adalah mantan anak punk yang punya niat besar untuk berubah menjadi orang yang benar, ia ingin mendalami ilmu agama, maka dari itu ia ingin pergi ke salah seorang kyai. Itulah cerita singkat yang saya dengar dari cowok gondrong.
Liakaulina_KKI 2012
Comments
Post a Comment