Mencuatnya Premanisme Di Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang

Hidup  di zaman yang penuh intrik dan dusta dalam  politik serta kekerasan yang terlihat dari banyaknya ketakutan dan kejahatan yang terjadi. baik yang terliput maupun yang tidak terliput oleh media massa. Dan keadaan ekonomi yang semakin sulitmemaksa sekelompok orang atau individu untuk mencari jalan pintas untuk mengatasinya. Hidup di jalanan mungkin merupakan salah satu jalan keluar untuk sebagian orang yang ingin mendapatkan solusi ekonomi yang bergantung dari orang lain dengan melakukan tidakan kriminal secara fisik maupun psikologis.
Dahulu tindakan kriminal yang dilakukan oleh preman identik dengan tindakan kekerasan fisik namun dengan seiring perubahan zaman maka preman juga mengalami perubahan modus dalam melakukuan tindakan kriminalnya yaitu dengan cara psikologis atau kejahatan secara halus tanpa melukai fisik korban, dengan cara ini preman dapat mengurangi resiko dalam melakukan tindakan kriminalnya. Namun tidak dipungkiri hingga saat ini kekerasan yang dilakukan oleh preman masih dilakukan dan masih banyak lagi seseorang atau kelompok yang melakukan tindakan kriminal selain preman.
2. Rumusan Dan Batasan Masalah
1.  Apa pengertian premanisme dan bagaimana fenomena premanisme?
2. Bagaimana karakter premanisme?         
3. Apa saja faktor-faktor munculnya Premanisme?
4. Bagaimana implikasi mencuatnya premanisme?
5. Apa solusi menghadapi budaya premanisme?
3. Tujuan Penulisan Makalah
1.Mengetahui pengertian premanisme serta fenomenanya.           
2.Mengetahui berrbagai macam karakter premanisme.
3. Mengetahui factor factor munculnya premanisme.       
4. Mengetahui dampak dari premanisme.
5. Memahami solusi budaya premanisme. 
4. Metodologi Penulisan Makalah
Metodologi atau langkah yang kami lakukan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan mencari referensi-referensi di perpustakaandengan mengambil buku yang berhubungan dengan tema makalah yaitu “Fenomena Mencuatnya Premanisme di indonesia” dan mencari referensi tambahan di situs-situs internet.
5. Sistematika Penulisan Makalah
BAB I  PENDAHULUAN yang meliputi latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan penulisan makalah, metodologi penulisan makalah dan sistematika penulisan makalah.
BAB II PEMBAHASAN yang meliputi Pengertian dan fenomenapremanisme, karakteristik pelaku premanisme, dampak premnisme terhadap msyarakat, faktor-faktor munculnya premanismme, solusi menghadapi budaya premnisme, dan analisa kasus premanisme di indonesia.
BAB III PENUTUPyang meliputi kesimpulan.









BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Dan Fenomena Premanisme
Premanisme (berasal dari kata bahasa belanda vrijman = orang bebas, merdeka dan isme = aliran) adalah sebutan pejoratif yang  sering digunakan untuk meujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok lain.[1]
Fenomena preman di Indonesia mulai berkembang pada saat ekonomi semakin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya kelompok masyarakat usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, biasanya melalui pemerasan dalam bentuk penyediaan jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Preman sangat identik dengan dunia kriminal dan kekerasan karena memang kegiatan preman tidak lepas dari kedua hal tersebut.Seperti yang banyak terjadi dalam kehidupan masa kini
  • Preman di terminal bus yang memungut pungutan liar dari sopir-sopir, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan sopir dan kendaraannya yang melewati terminal.
  • Preman di pasar yang memungut pungutan liar dari lapak-lapak kakilima, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap dirusaknya lapak yang bersangkutan.
  • Preman berkedok sebagai tukang parkir di ATM, toko, dll, yang berpura-pura menaruh karcis/tanpa karsi di motor, sementara pemilik di depan motor/kendaraan itu sendiri.
  • Preman berkedok taksi di Stasiun Gambir, yang biasanya langsung mengambil barang-barang penumpang dan memasukkan ke bagasi taksi.
  • Preman derek Liar di jalan tol .
  • Polisi-polisi cepek (pengatur lalu lintas palsu), yang justu sering membuat kemacetan
  • Wartawan yang terkadang suka memeras.


Preman di Indonesia makin lama makin sukar diberantas karena ekonomi yang semakin memburuk dan kolusi antar preman dan petugas keamanan setempat dengan mekanisme berbagi setoran.
B.   Karakteristik Premanisme
Premanisme banyak  tumbuh dan berkembang di kota-kota besar, dan bertanggung  jawab atas banyaknya kejahatan dalam bentuk pencurian, perusakan milik orang lain, dengan sengaja melanggar dan menantang otoritas orang dewasa serta moralitas yang konvensional, melakukan tindak kekerasan menteror lingkungan, dan lain-lain.[2] Pada umumnya para penganut paham premanisme sangat agresif sifatnya, suka berbaku hantam dengan siapapun juga tanpa suatu-sebab yang jelas, dengan tujuan sekedar untuk mengukur kekuatan kelompok sendiri, serta membuat onar di tengah ligkungan.
Pada intinya, gerombolan pemuda (preman) dari suatu gang dengan ciri-ciri a-sosial dan kriminal itu adalah anak-anak normal: namun oleh satu atau beberapabentuk pengabaian, dan upaya mecari kompensasi bagi segala kekurangannya, menyebabkan anak-anak muda ini kemudian menjadi jahat. Mereka lantas berusaha mendapatkan segala sesuatu yang ”memuaskan”, yang tidak cukup diberikan oleh orang tua mereka, keluaraga dan masyarakat sekitarnya. Hal-hal yang tidak ditemukan ditengah-tengah keluaraga dan lingkungan sendiri, kemudian justru ditemukan didalam gang itu: yaitu antara lain berupa posisi sosial, status, suatau ideal, pribadi idola, aksi-aksi bersama. Ikatan persahabatn, simpati kasih sayang, prestise, harga diri, rasa aman terlindung, dan seterusnya.[3]
Kebanyakan geng tersebut pada awalnya merupakan kelompok bermain yang beroperasi bersama-sama untuk mencari pengalaman baru yang menggairahkan, dan melakukan eksperimen yang  merangsang  jiwa mereka. Dari permainan yang netral dan menyenangkan hati itu, lama kelamaan perbuatan mereka menjadi liar dan tidak terkendali, ada di luar kontrol orang dewasa. Lalu berubah aksi-aksinya menjadi tindak kekerasan dan kejahatan.


Beberapa ciri premanisme (berkelompok)
1.      Jumlah anggotanya berkisar antara 3-40 anak remaja. Jarang beranggotakan lebih dari 50 anak remaja .
2.      Anggota gang lebih banyak terdiri dari anak laki ketimbang anak perempuan, di dalam gang tersebut umum terjadi relasi  heteroseksual bebas antara anak laki dan perempuan (yang merasa dirinya maju dan modern). Sering pula berlangsung perkawinan diantara mereka, sungguhpun pada umumnya anak laki lebih suka kawin dengan perempuan luar , dan bukan dengan anggota gang sendiri.
3.      Kepemimpinan ada di tangan seorang anak muda yang dianggap paling banyak berprestasi, dan memiliki lebih banyak keunggulan atau kelebihan daripada anak-anak remaja lainnya.
4.      Relasi diantara para anggota mulai dari keterikatan yang longgar sampai pada hubungan yang intim.
5.      Sifat gang sangat dinamis dan mobil (sering berpindah-pindah tempat).
6.      Mereka cenderung terlibat dalam bermacam tingkah laku melanggar hukum yang berlaku ditengah masyarakat.
7.      Anggota gang biasanya bersikap konvensional bahkan sering fanatik dalam mematuhi nilai-nilai dan norma gang sendiri. Pada umumnya mereka sangat setia

C.   Faktor-FaktorMunculnyaPremanisme
Ada beberapa faktor penyebab munculnya tindakan anarkis ataupun premanisme di negara ini, antara lain :
Pertama, faktor mendasar yaitu penerapan ideologi sekulerisme kapitalisme, Sekulerisme memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Dengan sekulerisme faktor keimanan dinihilkan. Hilanglah faktor kontrol diri yang paling kuat. Maka perisai diri untuk tidak berbuat jahat pun menjadi sedemikian tipis bahkan tidak ada.
Kedua, faktor ekonomi, Sulitnya mencari penghidupan akibat tiadanya lapangan kerja sementara tuntutan biaya hidup sedemikian tinggi akhirnya mendorong sebagai orang terjun dalam dunia premanisme. Akibat sistem ekonomi kapitalisme, kekayaan tidak terdistribusi secara merata dan adil. Kekayaan terkonsentrasi kepada segelintir orang. Bahkan kekayaan negeri ini banyak lari demi kesejahteraan asing. Pemerintah pun akhirnya tidak berdaya menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi rakyat karena tidak punya biaya.
Di tengah minimnya lapangan kerja, gaya hidup materialisme, hedonisme dan konsumerisme justru didorong segencar-gencarnya. Di sisi lain, dipertontonkan banyak pegawai negeri, pejabat dan politisi mendapatkan harta banyak dan bergaya hidup mewah. Bahkan mereka yang korupsi bisa dengan mudah lolos dari jerat hukum. Kalaupun dihukum, sangat ringan. Semua itu bisa makin mendorong sebagian orang memilih menjadi preman sebagai jalan mudah mendapatkan harta.
Ketiga karena penegakan hukum yang lemah,Aparat tidak bertindak tegas. Aneh jika pergerakan dan eksistensi kelompok preman yang begitu terasa dan kasat mata tidak diketahui oleh aparat. Ada anggapan, keberadaan preman justru dipelihara oleh (oknum) aparat. Kesan melindungi dan melakukan pembiaran itu terlihat ketika polisi baru bisa bertindak setelah terjadi aksi kekerasan yang meresahkan banyak orang. Padahal, polisi sudah mencium indikasi bakal ada kekerasan itu sejak awal. Kesan itu makin kuat dilihat dari penanganan terhadap kelompok preman yang minimalis bahkan terhadap kelompok preman yang sudah ditangkap sekalipun. Sering terdengar para preman itu apalagi gembongnya, dengan mudah lolos begitu saja.
Dan keempat adalah semua itu akan makin diperparah oleh sistem hukum dinegri ini yang tidak bisa memberikan efek jera bagi pelaku tindakan premanisme ataupun kejahatan. Hukuman yang dijatuhkan terhadap preman atau yang melakukan tindakan kejahatan yang terlibat bentrokan bahkan pembunuhan begitu ringan. Hukum dinegri sangat terlihat bisa diperjual belikan, sehingga para preman yang di ajukan ke pengadilan bisa lolos dari jerat hukuman.
Jika pun mereka dijatuhi hukuman dan penjara, tapi nyatanya mereka masih bisa mengendalikan bisnis premannya. Didalam penjara mereka mendapat kenyamanan tertentu bahkan bisa mendapatkan sejumlah anak buah baru.
Dari situ lah sudah dapat terlihat bahwa sebab merajalelanya premanisme bukan lagi bersifat individu melainkan sistemik. Sistem yang ada justru menjadi faktor utama.



D.   Implikasi Mencuatnya Premanisme
Tindakan kejahatan oleh premanisme tersebut menimbulkan dampak  yang meresahakan masyarakat dan lingkungan sekitar, diantaranya:
-          Meningkatnya kasus kriminalitas.
-          Mengganggu stabilitas keamanan masyarakat.
Premanisme memang sudah merajalela  di berbagai daerah, sehingga munculnya kelompok- kelompok kriminal atau geng dapat menimbulkan rasa kurang aman dan meresahkan bagi masyarakat karena adanya gangguan dan ancaman.
-          Dapat merugikan banyak pihak.
Preman yang biasanya menggunakan kekerasan dan kejahatan dapat merugikan banyak pihak. Contohnya dengan adanya pembunuhan, pasti keluarga yang ditinggalkan korban akan merasa sedih dan kehilangan atau melakukan kerusakan pada fasilitas umum jadi banyak pihak yang merasa dirugikan. Bahkan bagi masyarakat yang merasa trauma karena ulah kejahatan preman akan selalu merasa resah .
Fenomena yang seperti ini perlu diatasi dengan melibatkan pihak yang berwajib agarkeamanan dapat teratasi dari adanya gangguan, ancaman, dan tindak kejahatan, disamping itu kita sebagai masyarakat harus saling menjaga keamanan lingkungan agar terhindar dari gejala premanisme.
E.   Solusi Menghadapi Budaya Premanisme
Di zaman yang modern ini, banyak faktor yang Memicu timbulnya sikap premanisme. Berbagai media telah banyak mempublikasikan masalah itu.Perilaku anarki yang selalu mereka tunjukkan kepada masyarakat mengakibatkan banyak dampak negatif. Dampak Dalam aspek fisik bisa berupa kematian dan kerusakan prasarana-prasarana masyarakat. Sedangkan dalam aspek moral adalah trauma yang dialami oleh para korban, merusak mental para generasi muda dan masih banyak yang lain. televisi dan Internet menjadi faktor utama dalam masalah ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa dizaman yang serba modern ini, media massa seperti televisi dan internet telah merasuk dalam jiwa masyarakat.
Premanisme lahir dan berkembang lalu menggurita. Muncul bukan dari ruang hampa. Dampak dari ketidakadilan, ketimpangan sosial, ekonomi, dan politik.
   Istilah premanisme kini, tak terhenti pada aksi pemerasan. Premanisme oleh segelintir pihak disinyalir terlibat di berbagai tindak kriminal, mulai dari aksi perampokan, perampasan, penjarahan hingga aksi kerusuhan.
Di Tanah Air, fenomena tersebut subur kala kondisi ekonomi memburuk dan angka pengangguran tinggi. Kehadiran mereka memang sulit terdeteksi. Mereka dibayar, berkamuflase, dan berbaur dengan rakyat jelata menggelar aksi demostrasi anarkis.[4]
Terkait aksi premanisme yang semakin marak  ini, sebenarnya ini adalah masalah sosial ekonomi yang harus dicarikan solusinya. jangan menganggap mereka sebagai kelompok yang harus disingkirkan, karena mereka juga punya hak untuk hidup. Namun singkirkanlah perilaku dan aksi premanisme itu dengan memberdayakan kelompok kelompok tersebut untuk tugas yang lebih penting dan juga berguna bagi bangsa. Selainitu pemerintah berkewajiban menciptakan keadilan sosial bagi segenap lapisan masyarakat. Salah satu contoh kecil ialah menampung para anak jalanan. Tak cukup dengan pemerataan kesejahteraan, tugas tersebut mesti diperkuat dengan tindakan penegakan hokum oleh pihak berwajib. Tanpa itu, maka sulit untuk mempersempi truang gerak para preman.
Di sampingituada factor internal dan eksternal yang perlu di perhatikan, hal kecil namun jarang menjadi pusat perhatian. Factor internal meliputi kondisi psikologis, penempaan diri dan rohani. Karena, pada hakikatnya, Allah SWT senantiasa mengawasi tiap hamba-Nya, kapan dan di manapun iaberada. “Sesungguhnyabagi Allah tidakadasatupun yang tersembunyi di bumidantidak (pula) di langit.” (QS. Ali Imran [3]: 5).
Sedangkan factor eksternal bisa meliputi perhatian yang diberikan oleh keluarga. Jika sistem di keluarga berjalan dengan baik, akan tercipta atmosfir yang kondusif. Kenyataannya, hal tersebut saat ini tak terwujud. Sendi keluarga kianrapuh. Banyak orang tua yang kurang peduli terhadap buahhatinya.
Namun, menurut Guru Besar Universitas al-Azhar Mesir, Prof Mahmud Mahni, hanya satu solusi mengatasi premanisme, yakni sanksi yang tegas. Ia tidak menafikan efektivitas cara represif atasi premanisme, tetapi para preman semakin berani dan menghalalkan segala cara.
Ada tiga opsi hukuman yang bias di jatuhkan kepada para preman. Sanksi itu tak lain ialah ganjaran bagi para  pelaku kerusakan, yaitu hukuman mati, potong kaki dan tangan, dan pengasingan mereka. Hal ini seperti termaktub di surah al-Maidah ayat 33.“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempatkediamannya).”



























BAB 3
PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Premanisme adalah aksi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap individu
Atau kelompok masyarakat lain dengan menggunakan cara kekerasan. Munculnya kaum premanisme dilator belakangi oleh beberapa factor seperti tingginya jumlah pengangguran, minimnya lapangan pekerjaan, dan pengaruh psikologi si pelaku.
Perilaku anarki yang selalu mereka tunjukkan kepada masyarakat mengakibatkan banyak dampak negatif. Dampak Dalam aspek fisik bisa berupa kematian dan kerusakan prasarana-prasarana masyarakat. Sedangkan dalam aspek moral adalah trauma yang dialami oleh para korban, merusak mental para generasi muda dan masih banyak yang lain.Sehingga solusi yang dapat dilakukan dengan menyingkirkan perilaku dan aksi premanisme itu dengan memberdayakan kelompok kelompok tersebut untuk tugas yang lebih penting dan juga berguna bagi bangsa. Karena mereka adalah sumber energi yang luar biasa kalau terarah dengan positif.






















DAFTAR PUSTAKA

Kartono Kartini, Patologi Sosial Kenakalan Remaja, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada 2005

Mulyana Deddy  , KomunikasiAntarBudaya, PT REMAJA ROSDAKARYA, Cetakankeduabelas, Oktober 2010

ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article

http://www.jualanbuku.com/2008/11/26/memberantas-akar-premanisme-di-indoneshttp://id.wikipedia.org/wiki/Premanisme



[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Premanisme
[2]Dr. KartiniKartono, PatologiSosialKenakalanRemaja, Jakarta:PTRajaGrafindoPersada 2005, Hal 12
[3]ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article
[4]http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/13/03/06/mj8mnv-solusi-atasi-premanisme

Comments

Popular posts from this blog

Teori Uses And Gratification

Cara Menjaga Konsentrasi Dalam Menghafal Al-Qur’an

MADURA, I AM IN LOVE: MADURA DI MASA DEPAN